Selasa, 08 November 2011

Episode baru

Bismillah..
tak terasa sudah lama tak mengepos di blog ini. Hm..sudah banyak catatan kehidupan yang terlewat,,dari penempatan, tempat baru, lingkungan baru, dan interaksi dengan orang-orang yang sama sekali tidak ku kenal.

Ya,kesibukan tak bisa dijadikan alasan untuk tidak menorehkan catatan. Walaupun jarang ngepos, tapi masih aktif nulis di diary.. :)

Sebenarnya banyak yang ingin sy ceritakan. Tapi harus benar2 menata kata agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda bagi pembacanya,,

Sebagai pembuka, mungkin sedikit akan kuceritakan tentang adaptasi di lingkungan baru.

Kotabumi, Lampung Utara, disinilah tempat saya berada saat ini. bekerja demi negara yang telah sy pijak dan tinggali selama ini. pertama kali mbuka amplop penempatan, bingung harus bagaimana. Entah harus senang atau sedih. Senang karena akhirnya pengumuman yang menakutkan itu keluar juga, sedih karena harus berpisah dengan saudara-saudara seperjuangan di Jakarta. Sy bekerja di instansi yang kantornya ada di seluruh pelosok negeri. So, kami harus siap ditempatkan dimana saja.

Sampai malam, sy dan teman2 masih berada di masjid alamanah kantor pusat. Bercerita panjang lebar menjelang perpisahan yanhg akan kami hadapi. bercerita tentang masalah2 kami, dan tak terasa malam pun menjelang. dan kamipun pulang untuk menyambut hari esok untuk pamit kepada keluarga masing-masing.

akhirnya tiba saatnya mengabdi di tempat baru. berkenalan dengan orang yang sama sekali asing bagi sy. Tp syyakin, Allah punya tujuan kenapa saya ditempatkan di tempat ini. Dan perjalanan hidup di kotabumi pun dimulai sejak 2 Juli 2011.

..to be continued

Jumat, 25 Maret 2011

Bulan Diklat

Assalamu'alaykum..
Salam untukmu wahai saudaraku,,

Bulan Maret 2011 bisa disebut bulan diklat. 3 minggu dipenuhi agenda diklat yang jaraknya lumayan jauh dari kos. berangkat subuh, pulang maghrib. Tak pernah bertemu dengan mentari ketika di kos. Berangkat pake busway (syukur2 kalo dapet tmpat duduk), pulang harus berdesakan di bis kota.

Awalnya memang berat, tetapi setelah terbiasa ternyata masih capek juga.Ya mungkin ini yg disebut perjuangan. Kita tak akan pernah bisa merasakan indahnya kesuksesan jika belum merasakan pahitnya penderitaan.Toh, semuanya sudah ada yang mengatur, iya to..
itu yang menguatkan saya, keyakinan bahwa semua kejadian itu tdak ada yang sia-sia. Allah pasti punya rencana di balik ini semua. Tinggal kitanya saja yang bisa menangkap sinyal Allah tersebut atau tidak.

Yang paling saya rasakan semrawut adalah manajemen waktu. Saya benar-benar merasa kelimpungan menyeimbangkan waktu untuk keperluan dunia dan keperluan akhirat. Soalnya kebanyakan waktu tersita untuk diklat dan transport. Waktu untuk berinteraksi dengan Allah pun berkurang drastis dibanding sebelum diklat.

Sempat agak depres ketika mnyadari belum bisa menyeimbangkan waktu. Untung hanya di pekan pertama. Akhirnya skarang alhamdulillah sudah bisa memanage sedemikian rupa shg semuanya tercover dg baik insyaallah.

Diklat tinggal sepekan lagi,,entah apa yang akan terjadi setelah itu. Banyak rumor yang beredar bahwa akan ada penempatan. Entah mengapa,saya koq tidak was-was ya?padahal dulu denger kata penempatan aja udah langsung heboh.
Tenang aja, Allah Maha Tahu koq, dimana tempat terbaik untuk kita semua. Tinggal yakin dan berserah diri aja padaNya. Insyaallah semuanya indah ketika kita selalu bersama Allah.

U're never alone..
Allah always with u..

:)

#BumiAllah,13 Rabiul Akhir 1432H

Rabu, 09 Februari 2011

Ada waktunya, kita merenung

Bismillahirrohmanirrohim,,

akhir-akhir ini banyak kejadian yang mengetuk hati saya. Yang memberi kesadaran, ternyata manusia itu begitu kecil di hadapan Allah, dan pada hakikatnya kita sbagai ciptaan akan kembali pada Pemilik jiwa dan ruh yang sepenuhnya, yaitu Allah.

Tapi banyak manusia yang lengah akan kehidupan dunia yang hanya sementara.
Padahal, kehidupan dunia itu hanya seperti alam mimpi yang hanya sekejap saja. Ya, benar-benar sekejap. Dan benar kata orang, yang nyata itu tampak lebih indah dibanding yang tak tampak (read: akhirat)

Pada suatu ketika, pikiran-pikiran ini tertuang dalam untaian kata yang tidak biasanya sy buat. Smoga bisa diambil manfaat,,

INGATLAH

Hari-hari berlalu seakan tak berizin pada kita
tiada terasa waktu yang begitu singkat itupun semakin mendekati akhir
Ya, akhir dimana kita harus kembali ke Robbul Izzati
Dzat yang Maha Suci yang mencipta manusia dengan penuh kesempurnaan

Diberikannya manusia akal, pikiran, dan perasaan
untuk membeda yg haq dan yg batil
Diberikannya manusia karunia dan nikmat
yang sepertinya tiada akhir

Tapi mengapa manusia begitu lengah dan bodoh
Dengan bodohnya manusia bangga dengan maksiat yg dilakoninya'
Dengan hebatnya manusia memilih jalan yg pada akhirnya akan membawa ke akhir yg pedih


Saudaraku,
pilihan-pilihan itu sudah tersedia
tinggal kita memilih akhir seperti apa

dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya
tak ada kemenangan tanpa kerja keras
tak ada kesuksesan yang diraih tanpa usaha
seperti itulah analogi manusia dengan surga

Akhir yang indah akan kita raih dengan perjuangan
perjuangan menegakan agama Allah di bumi ini
perjuangan menghidupkan sunnah rosul sebagai bagian hidup kita

Dan ketika waktu itu datang
sudah siapkah kita bertemu dengan Robb kita
Robb yg tiada hentinya menunjukkan KasihNya pada kita
Robb yang senantiasa melindungi kita

Tapi kita tak membalasNya dengan setimpal
tak melakukan apa yang diperintahNya
Memang,
Dia tak membutuhkan apapun dari kita
Tapi apakah pantas
kita sebagai ciptaan dengan sombongnya
berjalan angkuh di muka bumi
tanpa mengindahkanNya sedikit pun

Ingatlah.
Yaumul hisab itu pasti datang.
Ya, pasti datang.
jangan pernah ragu akan itu

Dan semua amal kita, dosa kita akan diperhitungkan
tak ada yang luput sedikitpun.

Duhai Robbku,,
Semoga Yaumul Hisab merupakan Yaum yng terindah bagi kami
Yaum dimana kami tersenyum dengan muka bercahaya
dan bertemu denganMu dalam keadaan terbaik kami.

---EAN----




Senin, 10 Januari 2011

Jodoh..hmm

Bismillahirrohmanirrohim,,

ada sebuah kisah yang mungkin bisa diambil hikmah. Saya mendapatkan kisah ini dari seorang teman, kisah seorang ustadz ternama di Indonesia.

Aku ingin terbang ke langit. Cuma sayang, sayapku cuma satu. Bagaimana kalau salah satu sayap itu adalah kamu?
Sebuah Kisah pengalaman Ust.Arifin Ilham tentang hakikat jodoh yang ia alami dan rasakan.

Kalau memang jodoh, tidak akan ke mana-mana! Begitu petuah orang tua. Kisah itulah yang terjadi pada pasangan Arifin dengan Wahyuniati Al-Waly, putri ketiga dari enam bersaudara dari mantan anggota DPR, Drs. Teuku Djamaris. Arifin pertama kali bertemu Yuni saat usai berceramah di kediaman keluarga H. Yusuf di Depok, bulan September 1997. Saat itu Arifin tengah duduk menunggu antrean makan, begitu juga Yuni. Jarak di antara mereka sekitar tiga-empat meter. Tiba-tiba di antara keduanya saling beradu pandang dan keduanya pun saling tersenyum. Hanya beberapa detik saja adu pandang itu berlangsung dan setelah itu mereka pun pulang. Setelah itu, mereka pun tidak pernah saling bertemu, apalagi saling berbicara.

Malam itu Yuni tidak pulang ke rumah orang tuanya di Kompleks DPR di Kalibata, karena ia memang berniat menginap di rumah sahabatnya, Fitrah, di Depok. Semula ia tidak berniat mengikuti pengajian itu, karena niatnya memang hanya ingin kangen-kangenan ke rumah sahabatnya yang sama-sama dari Padang itu. Karena itu, ia pun pergi ke pengajian dengan pakaian seadanya, yaitu celana jins, baju berwarna biru, dan kerudung putih. Tapi, ia tidak merasa rugi mendatangi pengajian itu. “Ustadnya masih muda, cakep, dan materi ceramahnya pun lumayan menarik,” kenangnya.

Meski yakin matanya tidak salah saat melihat kecantikan gadis itu, Arifin tidak mau mengumbar perasaannya. Ia tak berusaha mencari tahu siapa dan dari mana gadis itu. Ia biarkan kehidupannya mengalir sesuai kehendak-Nya. Sebagai makhluk yang berusaha menyerahkan seluruh kehidupannya hanya untuk Allah, dalam urusan jodoh pun ia pasrahkan seutuhnya kepada Sang Mahakuasa. Setiap malam dia bangun kemudian salat tahajud dan berserah diri kepada-Nya.

Sejak masih kuliah di Universitas Nasional, kemudian lulus kuliah, dan selanjutnya menjadi dosen di Universitas Borobudur, sudah beberapa kali ia berteman dengan wanita. Tapi, sejauh itu selalu saja gagal sampai ke pelaminan.

Hari-hari pun berjalan, ternyata Tuhan belum pula menunjukkan tanda-tanda akan hadirnya seorang pujaan hati. Suatu hari, ada salah seorang temannya, Hasan Sandi, yang menawarinya berkenalan dengan seorang gadis. Katanya, “Ustad Arifin... mau tidak kalau saya kenalkan dengan seorang gadis. Dia seorang putri ulama.” “Mau, anaknya tinggal di mana?” Arifin balik bertanya. “Di Kalibata. Tapi, lebih baik kita ketemu di tempat lain saja, deh.”

Suatu hari di bulan Februari 1998 Hasan menghubungi Arifin lagi. Ia mengundang Arifin untuk memberikan ceramah dalam acara syukuran menempati rumah baru. “Nanti saya kenalkan sekalian dengan gadis itu,” kata Hasan. Saat memasuki rumah itu, Arifin kaget ketika melihat salah satu foto yang terpampang di kamar tamu, yang rupanya pernah dia kenal. “Ini, lho, foto gadis itu,” kata Hasan sambil menunjuk foto itu.

Bertepatan dengan tangan Hasan menunjuk foto gadis itu, seperti disihir, gadis itu keluar bersama kedua orang tuanya. Hanya beberapa detik, karena setelah itu gadis yang mengenakan celana biru, baju biru, dan kerudung putih itu langsung masuk ke dalam lagi. Saat itu Arifin baru ingat bahwa ia pernah bertemu dengan gadis itu sekitar enam bulan yang lalu, saat ia berceramah di Depok. Kali ini Arifin benar-benar jatuh cinta. Sejak kedua kalinya bertemu gadis itu, ada perasaan yang aneh di hatinya. Bayang-bayang gadis kerudung putih itu terus mengusik kesendiriannya. Tapi, berbeda dengan kebanyakan muda-mudi lain, ia menyampaikan perasaan hatinya kepada Sang Maha Pencipta. Setiap kali bangun malam, ia langsung bersujud dan bersimpuh di hadapan-Nya. Sambil berdoa ia menangis dan memohon petunjuk agar diberikan pendamping hidup yang terbaik untuknya. Selama ini, ia memang selalu memanfaatkan sepertiga malam yang terakhir untuk-Nya. Hanya, kini kualitas dan kuantitas penghambaannya kepada Allah itu kian ditingkatkan.

Setiap malam ia salat malam delapan rakaat ditambah witir tiga rakaat. Memasuki hari kesebelas, ia tiba-tiba mengalami kelelahan yang luar biasa hingga ia pun tertidur. Di tengah kelelapan tidurnya, ia bermimpi seolah menjalankan ibadah umroh bersama gadis itu tepat tanggal 1 Muharam. Arifin percaya, mimpinya kali ini bukan sekadar kembang tidur. “Ini adalah petunjuk Allah yang Arifin terjemahkan untuk menikah tanggal 1 Muharam,” tegasnya. Pagi-pagi, usai salat subuh, ia langsung menelepon gadis itu. “Aku Muhammad Arifin Ilham,” katanya memulai pembicaraan. “Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu. Pertama, aku ingin menikah dengan kamu tanggal 1 Muharam. Kedua, niatku ini karena Allah. Ketiga, karena sunah Rasul. Keempat, aku ingin terbang ke langit. Cuma sayang, sayapku cuma satu. Bagaimana kalau salah satu sayap itu adalah kamu? Kelima, aku butuhkan jawabanmu besok pukul 5 pagi.” Gadis itu terduduk lunglai. Berbagai perasaan menyelimuti kalbunya. Di satu sisi ia merasa tersanjung dan bahagia, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih dan khawatir.

Bagaimanapun, ia belum mengenal lelaki itu, walaupun ia seorang ustad. Sebagai gadis, selama ini ia belum pernah pacaran atau pergi berduaan dengan lelaki. Selain tidak suka pergi-pergi iseng, pendidikan ayahnya pun sangat ketat. Sudah beberapa kali ia dilamar, tapi selalu ditolak oleh kedua orang tuanya. Karena itu, awalnya ia gamang saat ingin menyampaikan lamaran Arifin itu.

Apa boleh buat, lamaran ‘mengagetkan’ dari ustad muda itu harus segera dia sampaikan kepada kedua orang tuanya, karena esok subuh sudah ditunggu jawabannya. Untunglah kedua orang tuanya menyetujuinya. Saat esok harinya, pukul 5 pagi, Arifin telepon dan yang menerima Yuni sendiri, ia yakin lamarannya bakal diterima. Satu bulan kemudian, tepat tanggal 1 Muharam (28 April 1998), Arifin dan Yuni menikah di Masjid Baiturrahman di Kompleks DPR Kalibata. Dua sejoli ini ternyata banyak kesamaannya. Antara lain, Arifin maupun Yuni adalah alumni Pesantren Darunnajah dan Universitas Nasional. Hanya tenggang waktu mereka yang berbeda. Kedua kakek mereka sama-sama memiliki pesantren, yang namanya juga sama, Darussalam.

Sumber : Renungan kisah Inspiratif.

Jika dipikir-pikir, banyak sekali pasangan yang menikah setelah berpacaran selama bertahun-tahun dan sudah bergonta-ganti pasangan, tapi toh akhirnya rumah tangga nya juga menghadapi badai. Hubungan yang lama terjalin bukan jaminan rumah tangga akan baik-baik saja karena tidak ada yang bisa menebak kemana angin membawa bahtera tersebut.

Tapi, coba diflashback dari cerita-cerita orang dahulu yang dijodohkan dan langsung dinikahkan. Banyak bukti bahwa rumah tangga mereka awet hingga akhir hayat. Hal ini sejalan dengan konsep Islam tentang pernikahan yang hanya diawali dengan ta'aruf dan langsung menikah. tentu saja ini harus dibedakan dengan asal pilih seperti membeli kucing dalam karung. Proses ta'aruf antara ikhwan dan akhwat sudah dipertimbangkan keseimbangan antara keduanya, baik dari segi agama, segi ekonomi, dan dari segi-segi lain.

Kalau begitu, qt sebagai generasi muda mau mengambil contoh yg mana. mau memilih yang sesuai dengan syariat, atau malah terjerumus pada maksiat yang bernama 'pacaran'.

Smoga Allah membukakan pintu hati kita untuk menerima cahaya dien Islam. Amiin.



Najis,,gara2 temen nanya nih

Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh.

Bismillahirrohmanirrohim,,
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan nikmat iman dan islam kepada kita semua,

Beberapa hari yang lalu,,seorang teman saya bertanya mengenai najis. Berawal dari situ, sy kemudian mencari di berbagai simber tentang macam-macam najis, dan cara mensucikannya karena najis itu sangat berkaitang dengan syarat sahnya qt sholat.


Najis (Najasah) menurut bahasa artinya adalah kotoran. Dan menurut Syara' artinya adalah sesuatu yang bisa mempengaruhi Sahnya Sholat. Seperti air kencing dan najis-najis lain sebagainya.
Najis itu dapat dibagi menjadi Tiga Bagian :


1. Najis Mughollazoh. ( مُــخـــلَّــــظَـــةَ )
Yaitu Najis yang berat. Yakni Najis yang timbul dari Najis Anjing dan Babi.
Babi adalah binatang najis berdasarkan al-Qur`an dan Ijma' para sahabat Nabi (Ijma'ush Shahabat) (Prof Ali Raghib, Ahkamush Shalat, hal. 33). Dalil najisnya babi adalah firman Allah SWT [artinya] : "Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor (rijsun)." (QS Al-An'aam [6] : 145)
Adapun tentang najisnya Anjing, dapat dilihat dari salah satu hadist, Rasulullah SAW Bersabda : Jika seekor anjing menjilat bejana salah satu dari pada kamu sekalian, maka hendaknya kamu menuangkan bejana itu (Mengosongkan isinya) kemudian membasuhnya 7X ( Diriwayatkan oleh Imam Muslim Al Fiqhu Alal Madzhahibilj Juz I Hal.16) .
Jika binatang itu termasuk jenis yang najis (babi dan juga anjing), maka semua bagian tubuhnya adalah najis, tidak peduli apakah dalam keadaan hidup atau mati. (Abdurrahman Al-Baghdadi, Babi Halal Babi Haram, hal. 47). Imam al-Kasani dalam kitabnya Bada'i'ush Shana'i` fii Tartib asy-Syara'i' (I/74) mengatakan bahwa babi adalah najis pada zatnya dan babi tidak dapat menjadi suci jika disamak.


Cara mensucikannya ialah harus terlebih dahulu dihilangkan wujud benda Najis tersebut. Kemudian baru dicuci bersih dengan air sampai 7 kali dan permulaan atau penghabisannya diantara pencucian itu wajib dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah (disamak). Cara ini berdasarkan Sabda Rasul :


طَــهُوْرُ إِ نَّـاءِ أَحَـدِكُـمْ إِذَاوَ لَــغَ فِــيْـهِ الْـكَــلْبُ أَنْ يــَـغْـسِـلَــهُ سَــبْـعَ مَـرَّ اتٍ أَوْ لاَ هُنَّ أَوْ أُخْـرَ ا هُنَّ بِـا لـتُّــرَ ابٍ

"Sucinya tempat (perkakas) mu apabila telah dijilat oleh Anjing, adalah dengan mencucikan tujuh kali. Permulaan atau penghabisan diantara pencucian itu (harus) dicuci dengan air yang bercampur dengan Tanah". (H.R. At-Tumudzy)


2. Najis Mukhofafah.
Ialah najis yang ringan, seperti air kencing Anak Laki-laki yang usianya kurang dari dua tahun dan belum makan apa-apa, selain air Susu Ibunya.
Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda yang terkena Najis tersebut sampai bersih betul. Kita perhatikan Hadits dibawah ini :


يُــغْسِـلُ مِنْ بَــوْ لِ الْـجَار يَــةِ ، وَ يُـرَ شُ مِنْ بَــوْ لِ الْـغُــلاَ مِ
"Barangsiapa yang terkena Air kencing Anak Wanita, harus dicuci. Dan jika terkena Air kencing Anak Laki-laki. Cukuplah dengan memercikkan Air pada nya". (H.R. Abu Daud dan An-Nasa'iy)
Tapi tidak untuk kencing anak perempuan, karena status kenajisannya sama dengan Najis Mutawassithah ( مُـــتــــوَ سِّــطَــــةْ )


3. Najis Mutawassithah ( مُـــتــــوَ سِّــطَــــةْ )Ialah Najis yang sedang, yaitu kotoran Manusia atau Hewan, seperti Air kencing, Nanah, Darah, Bangkai, minuman keras ; arak, anggur, tuak dan sebagainya (selain dari bangkai Ikan, Belalang, dan Mayat Manusia). Dan selain dari Najis yang lain selain yang tersebut dalam Najis ringan dan berat.
Cara mensucikannya perhatikan dibawah ini :


Najis Mutawassithah itu - terbagi Dua :1. Najis 'Ainiah, yaitu Najis yang bendanya berwujud.
Cara mensucikannya. Pertama menghilangkan zat nya terlebih dahulu. Sehingga hilang rasanya. Hilang baunya. Dan Hilang warnanya. Kemudian baru menyiramnya dengan Air sampai bersih betul.
2. Najis Hukmiah, yaitu Najis yang bendanya tidak berwujud : seperti bekas kencing. Bekas Arak yang sudah kering.
Cara mensucikannya ialah. Cukup dengan mengalir kan Air pada bekas Najis tersebut.


Najis Yang dapat di Ma'afkan. Antara lain :
1. Bangkai Hewan yang darahnya tidak mengalir. Seperti nyamuk, kutu busuk. Dan sebangsanya.
2. Najis yang sedikit sekali.
3. Nanah. Darah dari Kudis atau Bisul kita sendiri.
4. Debu yang terbang membawa serta Najis dan lain-lain yang sukar dihindarkan.

Wallohu wa'lam bis showab.

Jika ada koreksi atas apa yg saya tulis,,mohon diperbaiki.