Selasa, 18 Oktober 2016

operasi kecil di 3,5 tahun hammam

Kejadian ini berawal ketika kami berkunjung ke rumah nenek hammam dan hanin di Kecamatan Jarai, Kab Lahat, Sumsel. Hari sabtu, 15 Oktober 2016 sekitar pukul 10.00 WIB tiba-tiba saya mendengar teriakan hammam dari teras depan. Sontak saya pun langsung beranjak dari kamar menuju ke teras depan.
Disana, hammam sudah menangis dan berlumuran darah di dagu dan tangannya. Apa yang terjadi? ..langsung saya gendong hammam yang sedang menangis. Tak peduli darah merah segar menodai jilbab krem yang saya pakai.
Tampak dagu hammam mengeluarkan darah dan agak sobek sedikit. Sekitar 4 cm dg kedalaman 0.5cm. Kami pun menuju ke dalam rumah dan memanggil abu hammam untuk mengantarkan kami ke puskesmas terdekat.

Kami bawa hammam ke puskesmas Jarai. Alhamdulillah, petugas yang berjaga bertindak cepat dengan menjahit luka hammam. Walaupun saya dan abinya harus sekuat tenaga memegangi hammam yang selalu bergerak. Nak, ummi dan abimu belum pernah merasakan jahitan di umur sekecilmu.

Usut punya usut, penyebab luka hammam adalah terjatuhnya hammam dari pagar dan dagunya menghantam lantai. Yang belum bisa saya cerna adalah bagaimana bisa dagu terhantam lantai langsung bisa menyebabkan luka sobek seperti disayat pisau??.tapi, apapun itu..yang penting hammam sudah tertangani.

Hikmah yang diambil dari kejadian ini adalah jangan pernah meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan. Tak peduli orang lain berkomentar apa, yang paling mengenal anak kita adalah orangtuanya sendiri.

Sabar ya sayang,,

Minggu, 13 Desember 2015

A Simple Things..



Hari ini sekedar ingin bercerita pengalaman tadi pagi.

Pukul 06.10 saya dan suami berangkat dari rumah menuju stasiun pondok ranji. Ya, seperti biasa kami naik KRL dari sudimara-tanah abang. Pagi ini, penumpang di dalam KRL lumayan padat. Tepat dibelakang saya ada seorang laki-laki yang tidak tahu saya rupa dan namanya, dan di samping saya pun demikian. Seorang laki-laki tinggi besar.

Yak, suami saya berada di samping belakang dengan penghubung tangan kami yang saling berpegangan. Melihat saya dihimpit oleh laki-laki yang bukan mahram saya, dan sampai bersinggungan kulit.. beliau langsung mengulurkan tangannya untuk menjembatani antara tangan saya dan lengan laki-laki itu.

Oh, zauji. A simple thing that makes me happy today.

Saya bahagia bukan karena beliau menunjukkan cinta dan sayangnya yang begitu besar untuk saya. Bukan karena itu.
Tapi lebih kepada saya bangga kepadanya yang menjaga istrinya dalam rangka ketaatannya pada Robbnya. Bagaimana tidak? Seperti sebuah hadits:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik pada keluarganya.”
"Lebih baik bagi salah satu dari kalian memegang bara api yang panas daripada menyentuh wanita yang bukan mahram. "
Gak perlu kata-kata manis layaknya abg-abg labil pacaran seperti saat ini,
Tak perlu seikat bunga untuk menunjukkan keromantisannya yang hanya bersifat duniawi.
Romance can be built with a simple thing around us.



Rabu, 09 Desember 2015

Jalani, Syukuri!!

Assalamu'alaykum untuk saudari2 seiman.

selamat pagi untuk para pembaca.

Kembali berkutat dengan dunia kerja mengingatkan kembali perjuangan menapaki dunia kerja beberapa tahun yang lalu.
disiplin dengan waktu kerja yang mengharuskan berangkat pagi, pulang malam. berdesakan mencari ruang-ruang kosong dalam KRL..hm, capek! itu kata pertama yg saya ucapkan.
Diri ini sudah terlalu nyaman di dunia kampus yang banyak waktu bermainnya daripada belajarnya. santai.

tapi kembali lagi pada tanggung jawab dan amanah. Allah memberi amanah yang pasti dapat kita lakukan. Saya yakin itu. one hundred percent!!
keputusan ada di tangan kita, take it or leave it. Dan saya memilih untuk mengambil amanah itu. dengan konsekuensi meninggalkan anak di rumah dengan pengasuh, dan berdesakan dengan para pejuang nafkah ke ibukota. Syukuri saja.

Perbedaan mendasar yang saya rasakan ketika kembali ke gedung-gedung menjulan ini adalah semangat mendekat pada Allah yang semakin menyala. Bagaimana tidak? dengan ritme kerja yang penuh perjuangan ditambah kondisi menitipkan anak2 dengan pengasuh mau tidak mau mengharuska kita untuk berpasrah sepenuhnya pada Allah. Ya, Allah. kepada siapa lagi kita harus bersandar??
mendengar lantunan ayat-ayat suci AlQur'an seringkali membuat mata saya sembab. Entah mengapa. Semoga ini menjadi tanda Allah menarik saya terus untuk mendekat kepada Nya.


Jumat, 29 Mei 2015

Betapa Sayangnya Rosulullah Pada Anak-Anak


Sebagian besar dari kita yang sudah berkeluarga dan memiliki anak pasti pernah merasakan bagaimana repotnya mengurus anak. Diperlukan kesabaran yang luar biasa dalam mendidik calon-calon penerus kita kelak. Bukan hanya sabar tingkat manusia, tapi tingkat dewa (lebay). Tak jarang kita sebagai orang tua tersulut es moni (emosi maksudnya) ketika anak-anak kita maupun anak orang lain bertingkah tidak sesuai SOP yang kita pedomani.
Ternyata, panutan yang kita teladani tidak berlaku demikian. Banyak riwayat yang menceritakan betapa Rosulullah menyayangi anak2. Pernah suatu ketika rasulullah pulang dari pasar bani qainuqa’ dan duduk di masjid dengan kedua tangan merangkul lutut. Beliau bertanya,”mana si kecil yg lucu itu?panggilkan dia agar datang kepadaku.” Kemudian al hasan pun datang dengan berlari, lalu langsung melompat ke pangkuannya. Rosulullah mencium mulutnya, kemudian berdoa:
“Ya Allah, aku sungguh mencintainya. Maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya (tiga kali)”.
Abu Hurairah berkata, “stiap kali melihat al hasan aku menangis.”[1]
Lalu, pernahkan kita dikencingi anak? Atau rumah kita pernah dikunjungi kerabat yang membawa anak kecil lalu ngompol di rumah kita? Atau juga kita pernah membawa anak kita ke toko atau swalayan dimana ramainya orang berkumpul untuk berbelanja, lalu anak kita tiba-tiba kencing begitu saja di toko tersebut? Bayangkan, betapa malunya kita ketika hal itu terjadi pada kita. Mungkin ada sebagian kecil yang akan langsung memarahi anaknya atau malah memukulnya. Menurut pendapat saya, orang-orang yang cepat marah menghadapi anak kecil itu artinya tingkat pendewasaan dirinya hanya sebatas pada usia saja. Tidak mencakup pada kematangan berpikir selayaknya orang dewasa. Salah satu akhlak mulia rosulullah yang patut kita contoh adalah betapa beliau memaklumi anak-anak jika mereka mengompol (tentu dengan batasan usia tertentu). Bahkan, seorang bayi pernah mengencingi beliau tepat di bajunya ketika dipangku namun beliau tidak segera memberikan bayi tersebut kepada orang tuanya untuk menjaga perasaan. Hal ini diceritakan dalam beberapa riwayat antara lain:
·         Ummu qais binti mihshan berkata, “ AKu pernah menemui Rasulullah dengan membawa bayiku yang masih belum makan makanan apapun. Tiba-tiba, ia kencing di pangkuan beliau. Beliau pun meminta air dan langsung menyipratkannya ke bagian yang terkena kencing.”[2]
·         Ummu kurz Al Khuza’iyah berkata, “Seorang bayi laki-laki pernah didatangkan kepada Nabi SAW, lalu bayi itu kencing di atas pangkuan beliau. Maka Nabi memninta air dan menyipratkannya ke bekas kencing bayi tasi. Pernah juga, seorang bayi perempuan yang ngompol saat berada di pangkuan beliau , lalu nabi memerintahkan agar pakaian yang terkena kencing itu dicuci.[3]
Berkaca pada sikap rosulullah di atas, sudah seyogyanya kita memaklumi anak-anak yang masih belum bisa kencing di kamar mandi. Dan bersabar dalam mendidik anak-anak kita. Bukankah mendidik anak itu membutuhkan proses? And it’s long time process.
Lalu, dalam riwayat lain diceritakan bahwa nabi SAW pernah menghentikan khotbah jumat dan meninggalkan mimbar untuk menyambut anak kecil yang berjalan tertatih-tatih ke arahnya. Keagungan dan kesucian ibadah sholat jumat tidak menghentikan beliau untuk memperhatikan anak-anak, tentunya dalam batas-batas tertentu yang tidak mengganggu atau merusak ibadah itu sendiri.
Kalo kita melihat tayangan kehidupan yang “live” terjadi di depan kita, sangat jauh masyarakat kita dengan akhlak rosulullah terhadap anak-anak. Abu Hurairah berkata, “rosulullah bersabda, “siapa saja yang tidak mengasihi anak-anak dan tidak mengetahui hak orang-orang tua dari kalangan kami maka ia bukan dari golongan kami.”
Terus, timbul pernyataan,”anak-anak gak ngerti sih kalo dibilangin. Dibilangin jangan A, malah dilakuin A.”
Bukankah itu memang tabiat anak2? Kalo mereka menjadi sangat penurut tanpa pernah memberontak atau menolak perintah kita bukankah hal itu yang petut kita khawatirkan. Barangsiapa diberi ujian dengan anak2, lalu mereka  tetap memperlakukan dengan baik, kelak mereka akan menjadi penghalang baginya dari neraka.[4]
Smoga kita termasuk orang-orang yang bisa meneladani sikap rosulullah. Dan termasuk orang-orang yang dapat melaksanakan amanah Allah dalam mendidik anak.
“Memelihara anak secara fisik, mungkin hal yang mudah. Namun, memelihara anak secara ruhiyah, membutuhkan ilmu dan kesabaran para orang tua.”
*) disarikan dari buku Islamic parenting karya syeikh jamal Abdurrahman, penerbit aqwam.









[1] HR.Bukhari-Muslim, Ahmad
[2] Mutaffaq ‘ALaih
[3] HR.Ahmad
[4] HR Bukhori dalam kitabuz zakat

Rabu, 01 Januari 2014

Behind The Scene "USM D4 STAN 2013"

Assalamu’alaykum

Ceritanya nih abis baca blog seorang sahabat..jadi tertarik untuk menuliskan pengalaman mengikuti USM D4 STAN tahun 2013 yang baru diselenggarakan tanggal 6 s.d. 7 November 2013.

Pada awalnya saya dan suami bingung mau menggunakan transport apa ke Kupang karena domisili kami di kota Larantuka (Flores Timur), yang berbeda pulau dengan Pulau Timor. Awalnya mau naik kapal Fery saja, karena kami berencana membawa si kecil Hammam dan mbah yang jaga Hammam, jadi lumayan nguras ongkos. *itung-itung ngirit..

Karena belum pengalaman naik Fery, kami agak ragu. Apalagi kapal Fery Larantuka-Kupang tidak setiap hari berangkat dan selalu full penumpang. Memang harganya jauh dibawah tiket pesawat, tapi sesuai dengan fasilitasnya juga. Bukannya sok ekslusif, tapi kami memikirkan si kecil jika naik kapal Fery, harus menyeberangi lautan selama 12 jam.

Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk naik pesawat saja. Walaupun ongkosnya bisa dibuat ongkos pulang ke Jawa, tapi nggak papa, demi anak. Penampakan pesawatnya seperti ini:


Tanggal 5 November 2013
Kami berangkat jam 07.00 pagi dari rumah. Saya,suami, hammam, mbah, dan teman seangkatan yang juga mencoba mengundi nasib di USM D4 di Kupang, Bayu dan istrinya, Pelangi. *Ini mau ujian apa mau liburan yak? ..

Jam 08.30 akhirnya sampai Kupang. Saya bersama keluarga dijemput kakak kelas di Kupang (thanks a lot buat mbak ismi dan keluarga, love u so much) dan diantar ke hotel (hotel cendana). Walaupun agak jauh dari tempat ujian, tapi puas dengan tempatnya. Memang kalo udah ada anak, apa2 pengennya menyamankan dia.

Jam 12.00 Perut mulai lapar, cari tempat makan dulu. Kebetulan hotel yang kami tempati pas didepan kantor gubernur NTT, tapi gak ada satupun tempat makan yang terdekat alias harus jalan kaki. Saya dan suami menyusuri jalanan berdua ditengah terik matahari. Saya bertanya ke tukang ojek yang biasa mangkal di depan hotel,

“Pak, warung makan deket sini mana ya?”

“Oh itu..jalan lurus aja, nanti ada di sebelah kiri..itu kelihatan, deket mobil pick-up.”

“oh iya pak, makasih.”

Saya dan suami menuju tempat yang ditunjuk bapak ojek. Setelah 10 menit berjalan, kami melihat papan nama warung, ’Warung Dua Dirham’,

” Alhamdulillah”, saya berujar pada suami, akhirnya ketemu juga warungnya.

Namun, alangkah kagetnya kami ketika melihat menu yang ada di kaca warung . Sontak saya bilang pada suami.
“Gak usah aja mas, bukan yg ini kayaknya”..

Anda tahu alasannya? Karena yg ditempel adalah gambar Babi (kami menyebutnya ‘kaki pendek’)..kami tertawa perlahan, masa namanya warung dua dirham tapi menunya babi? Oh no…
Pas disamping warung tersebut, ada warung pasundan..dan akhirnya kami memesan makan di warung pasundan.

.:Tanggal 6 Nov 2013:.
Ujian hari ini dimulai. Kami memesan ojek untuk mengantar kami ke GKN Kupang, gak jauh2 amat ternyata. Sekitar 10 menit naik ojek dari hotel cendana.


Sebelum ujian, saya memohon doa bapak dan mama yang sedang berada di tanah suci untuk mendoakan saya dan suami agar lancar saat ujian dan bisa lulus dua-duanya. Ujian dimulai pukul 09.00 WITA diawali dengan Tes Potensi Akademik(TPA). Ketika membuka soalnya, alamak..soal apa ini? Di bagian kosakata tidak ada satupun yang saya mengerti. Daripada menebak2,saya tinggalkan saja. Lebih sulit daripada tahun lalu, menurut saya.  Alhasil di akhir waktu, saya hanya bisa menjawab 66 soal dari 120 soal. Setelah itu, Tes Bahasa Inggris (TBI) yang menjadi momok bagi saya ternyata bisa dilalui dengan sangat lancarrrr.

Setelah ujian selesai (kira-kira jam 12.30 WITA), saya dan suami langsung menyerbu warung bakso di kantin GKN Kupang. Saya bilang pada suami bahwa saya hanya bisa menjawab 66 soal saja,sedangkan beliau 80 soal. Semakin pesimis mental saya, pengennya gak ikut psikotes di hari kedua. Diri saya sudah kalah mental lebih dulu. Tapi suami menguatkan dengan mengatakan
“ Kalo soalnya sulit, pasti semuanya merasa kesulitan, tenang aja, tunggu pengumuman.”  
Tapi tetap saja pikiran dan hati saya tidak tenang.

Setelah itu, kami pulang via ojek lagi ke hotel. Sorenya untuk menghilangkan stress, saya dan suami jalan-jalan ke Ramayana sekalian beli makan. Lumayan lah buat refresh otak.

.:Tanggal 7 Nov 2013:.

Psikotes dilaksanakan pada hari ini. Terdiri dari:
1.       Tes Gambar Orang+Pohon
2.       Papikostik
3.       Wartegg
4.       Pauli

Apalagi ya..yang lain lupa. Psikotes hari ke-2 nyantai, karena kita harus menunjukkan pribadi kita yang sebenarnya. Tapi perlu dilatih juga sih agar terbiasa.

Malamnya,sudah tidak ada beban lagi. Kami menyewa ojek untuk jalan-jalan ke Ramayana sekaligus silaturrohim ke rumah mbak ismi. Nikmatnya jalan-jalan malam di kota Kupang. Sekian aja cerita ngalor-ngidul dari saya. Semoga bermanfaat.

Senin, 16 Desember 2013

Alhamdulillah..

Sudah lama tak mengunjungi blog ini.. Semangat menulis gelombangnya bak orang labil saja, kadang naik, kadang karam..entahlah..

Alhamdulillah..Tahun 2013 penuh berkah.. Segala Puji Bagimu Ya Allah..

Tahun 2013, Allah anugerahkan bayi mungil yang sehat kepada saya dan suami. Amanah yang luar biasa yang dititipkan Allah pada pundak kami berdua. Hammam Faqih Muntazhar, kau sudah terlahir di dunia nak..dan tumbuhlah menjadi seorang manusia yang lebih baik dari abi dan ummi.. Insyaallah kami mengiringimu dengan memberi pupuk yang baik kepadamu nak..



Tahun 2013, Allah memberikan hadiah dengan meluluskan saya dan suami kembali ke 'habitat' kami di kampus plat merah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) untuk menempuh pendidikan D4..Alhamdulillah, syukur kami padaMu Robbi..

Jika Allah sudah percayakan suatu amanah kepadamu..insyaAllah Dia telah menyiapkan kemudahan untuk menjalankan amanah itu..

Selasa, 25 Desember 2012

Natal di Kota Nagi



Assalamu’alaykum.

Apa kabar ukhtifillah? Semoga selalu dalam limpahan iman dan islam yg senantiasa meningkat insyaallah.
Baru kemarin, umat kristiani merayakan natal, yap, 25 Desember 2012, merupakan pertama kalinya saya merasakan langsung natal di kota nagi ini (sebutan untuk larantuka). Kota dimana katholik menjadi agama mayoritas disini.

Ketika seminggu menjelang natal, ada seorang mas kira2 umur 28 -30 tahun menyambangi rumah saya dan suami. Saat itu, kami baru pulang kantor dan sedang menunggu adzan maghrib untuk berbuka, jadi kami duduk di teras agar terdengar adzan yg sayup-sayup. Mas itu datang sendiri dengan motornya menyambangi kami. Sontak ketika mas itu turun dari motor, tetangga kanan-kiri kami langsung menutup pintu.

Akhirnya dia menyampaikan maksud kedatangannya. Saya pikir mau tanya alamat,,hehe..katanya mau minta sumbangan untuk perayaan natal, dia utusan dari gereja untuk meminta sumbangan kepada warga untuk natal lengkap dengan proposal dan stempel. Dia menyampaikan panjang lebar kepada kami bahwa natal itu bukan hanya untuk umat kristiani, tapi untuk kita semua.

Otomatis, sesuai keyakinan saya dan suami, kami menolak memberi.. Kami menjelaskan kepada si mas bahwa kami gak bisa memberikan sumbangan karena dalam agama kami tidak diperkenankan seperti itu. Lalu, si mas bilang,” mbak baru ya disini,” lalu saya jawab, “iya.”

Lalu dia menjelaskan lagi, kenapa sih gak mau ngasih, ini sudah biasa dilakukan setiap tahun, dan semua warga biasanya ngasih, gak pandang agama. Kalau mbak gak percaya, nanti saya bisa panggilkan uskup dari gereja untuk berdialog disini dan menjelaskan semuanya. Wah, malah bagus, saya piker.
Saya bilang,” Silahkan saja mas, malah lebih baik, biar kita bisa berdiskusi. Bukannya kami fanatic atau benci sama ummat lain, tapi dalam agama kami memang tidak dibolehkan. Dengan tutur bicara yg halus dan hati2,takut tersungging..ehm,tersinggung,..hehe.. lalu si mas  bilang,” oke deh mbak, bisa minta nomer hape nggak, biar nanti kalo natal bisa kami undang. Lah, koq malah mau diundang, ya pasti kami gak datang lah, rada sedeng juga nih si mas. Kan mas udah tau rumah kami, gak usah pake no hape segala langdung datang aja kesini.. Si mas hanya tersenyum kecut, dan pergi ke rumah tetangga lain.

Dan adzan pun berkumandang, kami berbuka. Huh, agak deg-degan sebenernya, tapi a’udzubillah aja, semoga gak papa.

Usut punya usut..saya tanyakan ke teman kantor apakah gereja memang minta sumbangan dari warga termasuk muslim? Ternyata katanya nggak, mereka sudah punya anggaran sendiri. Penipuan itu mbak, tiap tahun pasti ada.. Huh, ternyata penipuan toh.

Yah, walaupun kami tidak membantu dalam hal ini itu, ataupun tdk mengucapkan selamat natal dan tahun baru, yang penting kita saling bertoleransi antar umat beragama. Jadi, teringat sebuah hadits:
Sesungguhnya ada jenazah yang lewat di hadapan Rasulullah kemudian Dia berdiri menghormatinya. Kemudian, dikatakan padanya: “Sesungguhnya jenazah itu adalah orang Yahudi”. Rasul menjawab: “Bukankah dia juga manusia?”. (Shahih Muslim)
Jadi, dalam segi hubungan antarmanusia, tidak ada perbedaan perlakuan antara yg 1 dan lainnya. Kalau dari sejak zaman Rasulullah dahulu sudah dicontohkan secara nyata bagaimana damainya hidup berdampingan dengan ummat agama lain, kenapa sekarang malah terjadi saling sikut ya antar umat beragama. Biarlah Anda dengan agama anda, kami dengan agama kami. Beres toh?.. :D

Hari-H

Natal, pas hari H, ternyata gak terlalu rame juga disini. Soalnya katanya kalo Kristen protestan, yg sacral itu natalnya, sedangkan katholik yg sacral paskahnya. Jadi perayaan natalnya sendiri lebih kayak tahun baru, hanya bunyi kembang api dimana-mana,

Tapi memang ketika menjelang natal H-3 sampai H-1 pasar larantuka ramenya banget nget nget..udah kayak suasana lebaran di Jawa. Dan pas hari natal, pasar nya tutup, jd harus siap-siap bahan makanan dr tgl 24 desember,, Sepertinya cukup sekian berita dari Larantuka, insyaallah disambung lagi.. ^^

Salam rindu dari larantuka untuk saudari2ku nun jauh disana.. Uhibbukum fillah,, :D